Bu, Akan Ku Kejar Bulan Untukmu!


"Ambilkan bulan bu… Ambilkan bulan bu… yang selalu bersinar di langit…"

Malam ini demam mampir terlalu tinggi. Pedestrian sepi. Beberapa lampu jalan mati. Lalu lintas perlahan hening.Tinggal ibu yang memelukku tanpa bergeming. Deru angin memicing dan sabetan dingin terasa begitu runcing. Yang hangat hanya air mata. Terlebih air mata ibu… Tetesannya yang mengayun menelusuri pipi, dagu, lalu jatuh ke wajahku, satu demi satu…

Di langit bulan benderang. Cahyanya sampai ke bintang… Keliru…
Aku tahu bintang memiliki cahayanya sendiri. Tidak seperti bulan yang mencuri pijar matahari. Astaga bu, apa jangan-jangan bulan adalah seorang pencuri? Pencuri yang diadili, dieksekusi, lalu berhasil meloloskan diri justru setelah dijerat reinkarnasi?! Kejam betul lagu ini. Pengarangnya seolah berkomplot dengan bulan. Dia seenaknya mengalihkan perhatian dari setampuk tuduhan pencurian! Meski cuma lagu dongengan, ini sudah keterlaluan!

Tapi itu tidak penting sekarang. Yang aku tahu, Ibu masih erat memelukku sambil terus berdoa agar malam cepat berlalu. Walau seringkali pandangnya berbayang karena pelupuk Yang menahan linang sendu, disertai teriakan minta tolong yang agaknya sia-sia dan tidak perlu. Bu, apa ini yang orang bilang 'Gamang'? pedih benar melihatmu berseteru dengan waktu.


Ambilkan bulan bu… Untuk menerangi

Bu! Lihat, Bu! ternyata benar dugaanku! aku baru saja memergoki bulan mencuri! kali ini dia merampas dan membawa lari seorang bayi! aku mau kejar dia. Ibu jangan ke mana-mana. Tunggu saja di sini. Aku akan kembali bahkan sebelum Ibu sempat bermimpi…

Tidurku yang lelap… di malam gelap…

Malam ini demam mampir terlalu tinggi. Pedestrian sepi. Beberapa lampu jalan mati. Lalu lintas perlahan hening. Deru angin memicing. Sabetan dingin terasa begitu runcing. Seorang Ibu memeluk anaknya tanpa bergeming. Namun takdir tetap bersikukuh untuk tidak berpaling.
Meski bayi di pelukan sang ibu, selamanya tidak akan lagi mampu menangis nyaring.


*Untuk Rindu yang Selalu Muncul di Paras Ibu*


***

Twitter: @AsiqDv

Komentar

Unknown mengatakan…
SALAH BANGET baca tulisan ini tengah malem! Hasyeemm.. Menyatat sunyi (y) berazam padamu asiq, heu..
Akashisedai mengatakan…
Kampreeet jadi kangen ibukuuuu kudu ketemu ini mah. Seperti biasa, diksi yang dipilih selalu aja keren dan ga kepikiran.
Fara Dhilah R mengatakan…
Serasa setiap kata2nya itu bernyawa...
anggita lia mengatakan…
Iniiii plis masss cukup, aku sakit huhu.. aku yg lg merantau sekarang jd kangen ibuku...